Kita memang telah lama bersama,seiring Alloh mempertemukan kita pertama kali di Lingkaran itu. Awalnya kita hanyalah dua orang manusia yang tidak saling mengenal yang kemudian harus menjalani hari-hari di jalan yang sama.Telah terbiasa bersama hingga apapun yang terjadi,kita tak pernah sungkan untuk berbagi. Aku mengerti dirimu pun sebaliknya,begitulah hubungan yang kita jalan. Natural dan apa adanya. Hingga waktu berpisah pun tiba,kamu dan aku berdiri di lingkaran yang berbeda. Namun,entah karena terbiasa bersama ataupun karena memang ruang kerja kita yang selalu sama,membuat kita (masih) saling menggenggam jemari.Kamu menguatkanku pun sebaliknya aku menguatkanmu. Semua dibagi bersama,bahkan aku selalu menjadikanmu orang yang pertama kali tau setiap perubahan yang aku rasakan. Mungkin karena sifatku yang cenderung Koleris-Melankolis dan sifatmu yang Plagmatis-Melankolis, membuat kita saling mengerti kekurangan masing-masing.
Bukan hitungan hari ataupun hitungan bulan lagi kita bersama,tapi sudah berhitung tahun. Hingga suatu saatkudengar kabar (gembira) darimu yang dipercaya untuk mengemban sebuah tugas baru. Aku menangis,bahkan air mataku mengurai tanpa henti. Bahagia, bisa melihat capaianmu saat ini.Tapi,kemudian aku sadar bahwa perasaan serta air mata ini bukan hanya tentang kebahagian tapi juga tentang kepiluan yang kau tinggal bersama kepergianmu menjemput capaian barumu.Mungkin kamu bertanya dalam hati,apa sebenarnya yang membuatku begitu sedih saat dirimu pergi? Memang bukan satu bentuk kewajiban mutlak bagimu ataupun bagiku untuk selalu memberitahu kemana,kapan,dan apa yang sedang kita lakukan. Pun seperti kepergianmu kali ini,itu hak mu dan memang keadaan serba mendadak serta pendelegasian qiyadah yang masih tarik-ulur terhadapmu. Semua orang akan mengatakan wajar . Bahkan kamu pun selalu mencoba menghubungiku lewat ponsel setibanya kamu disana. Maaf,bukannya tidak ingin menerima telpon ataupun membalas sms,tapi saat itu aku benar-benar sedang dalam keadaan kurang baik.Aku lah si Keras kepala yang selalu sensitive itu dan kamu lah si tenang yang selalu bermain dengan hatimu. Betapa kecewanya saat aku tau kau pergi dan aku mengetahuinya dari orang lain. Lebih sakit lagi,saat orang itu mengatakan : "Dy ceritanya cuma ke orang2 spesial macam aku ini ". betapa tidak pentingnya posisiku bagimu,hingga untuk hal yang membahagiakan semacam itu saja aku kamu letakkan di posisi bawah. Padahal, selalu ada tempat teratas bagimu untukku. Ahh,Aku yang mungkin sedang tidak bisa menata hati,hingga kata-kata sejenis candaan seperti itu saja sudah membuat perasaanku luluh lantak. Lucu memang,aku yang koleris selalu mendadak menjadi melankolis saat harus berhadapan dengan perasaan yang bersinggungan dengan orang-orang di dekatku.
Satu hal yang perlu kamu tau,semua yang aku rasakan terhadapmu saat ini,entah sedih ataupun kecewa,itu sebab aku mencintaimu karena Alloh saudariku.Hingga tanpa sadar,aku ingin menjadikanmu sebagai milikku dan hanya untukku sedang ku lupa bahwa Aku,Kamu dan kita adalah milik Alloh.Berawal dan berakhir karena Alloh.Maka, akhirnya aku tau bahwa aku harus berdiri diatas kaki ku sendiri. Aku manusia bebas yang diciptakan Alloh secara Unik dan untuk menjalani hidup secara istimewa.Akhirnya,aku merasakan dan bukan lagi sebatas teori lisan bahwa Satu-satunya tempat bergantungku kini hanya Alloh.DIA yg tidak pernah mengecewakan makluknya meski sering dikecewakan..
Mohon ampunku hanya pada Alloh..
***
23/Feb/2011 : 11.10 wita
* Angin Kencang,Hujan lebat,Samarindaku terima kasih telah menguatkanku untuk menyelesaikan tulisan ini beserta sesaknya yang menyesakkan...
With Tears,
W N A
***
23/Feb/2011 : 11.10 wita
* Angin Kencang,Hujan lebat,Samarindaku terima kasih telah menguatkanku untuk menyelesaikan tulisan ini beserta sesaknya yang menyesakkan...
With Tears,
W N A