Minggu, 01 Januari 2012

Love You, Mama...

Kata Mama :
" Banyak Api Disana. Semakin Dalam,Semakin Besar Kobarannya. Kapan Padamnya?

Jawaban Saya :
" Apinya memang masih berkobar,Ma. Terima kasih karena memilih untuk menjadi air disaat yang lain memilih untuk menjadi angin..."

   
       Teruntuk Mama tersayang,

   Ma, jangan khawatir bahwa panas ini akan membakar tubuhku. Bukankah mama sudah mencontohkan bagaimana agar bisa terus bertahan? dan aku mempelajarinya hingga saat ini,Ma. Mengamati diam-diam, lalu "mencuri" semua caramu, lantas mempelajarinya. Dalam tiap Tahajud yang selalu kau dirikan pun dalam setiap puasa yang kau tunaikan. Aku bisa melewatinya. Seperti tuturmu silam : " Mana mungkin melunakkan batu dengan batu". Ya, gadismu ini memang "batu",Ma. Teramat sering berjalan di koridor yang diyakini meski kaki menginjak bara api. Hanya satu yang selalu membuatku yakin, bahwa segala keputusan pasti ada pertanggung jawabannya, lagi-lagi kuingat itu darimu. Ma, aku tau bahwa kau menangkap keresahanku selama ini juga tentang ambisiku untuk "menampar" mereka semua. 

    Ini bukan dendam yang sengaja kusimpan,dan Kau tau itu,Ma. Kaulah orang pertama yang mengerti. Berulang kali  ku katakan, bahwa aku benci disia-siakan. Siapalah mereka,berani menyiayiakanku hanya karena aku terlalu lantang berbicara hingga menilai keimananku seperti hakim munafik dipersidangan yang sering kita tonton di TV. Sedang mereka tak pernah melihat apa-apa saja yang kukerjakan berdua bersama Rabb-ku. Tidak, tidak ada yang boleh tau itu, aku tak mau menjadi bagian dari orang-orang yang bongkahan -bongkahan surga di tangannya lenyap seketika hanya karena congkak menghitung banyaknya amalan yang telah dilakukan, bukan begitu Ma? Api memang masih berkobar,Ma.Tapi aku tak pernah takut kobarannya menghanguskan tubuhku karena ada Kau yang selalu menjadi air untuk memadamkannya, dan tak pernah menjadi angin yang justru membuat kobarannya semakin besar...Love You,Mama.....


With Tears,
        WNA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar