Sampai di detik saat jari-jari menuliskan tentang ini, saya masih enggan menatap gelas berisi cairan hitam itu. Melihat papa yang beberapa menit lalu begitu asyiknya menikmati seteguk demi seteguk kopi, dan selalu berulang ditiap harinya, membuat say berpikir : "Apakah memang rasa kopi yang pahit, atau justru lidah saya yang mati rasa?". Selalu saya ulang pertanyaan tersebut untuk mendapat jawabannya. Mungkin saya dan kopi memang sama-sama pahit. Kandungan kopi yang membuat rasa pahit dan isi pikiran saya yang dipenuhi hal-hal yang pahit. Ya, mungkin saat ini saya belum bisa berkompromi dengan pahitnya kopi tapi setidaknya saya mulai menyakini bahwa yang membuat saya enggan bukan pada kata KOPI melainkan pada rasa PAHIT yang ada di dalamnya.
Kamis, 19 Januari 2012
Pahit ya!
Sampai di detik saat jari-jari menuliskan tentang ini, saya masih enggan menatap gelas berisi cairan hitam itu. Melihat papa yang beberapa menit lalu begitu asyiknya menikmati seteguk demi seteguk kopi, dan selalu berulang ditiap harinya, membuat say berpikir : "Apakah memang rasa kopi yang pahit, atau justru lidah saya yang mati rasa?". Selalu saya ulang pertanyaan tersebut untuk mendapat jawabannya. Mungkin saya dan kopi memang sama-sama pahit. Kandungan kopi yang membuat rasa pahit dan isi pikiran saya yang dipenuhi hal-hal yang pahit. Ya, mungkin saat ini saya belum bisa berkompromi dengan pahitnya kopi tapi setidaknya saya mulai menyakini bahwa yang membuat saya enggan bukan pada kata KOPI melainkan pada rasa PAHIT yang ada di dalamnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar