Kamis, 19 Januari 2012

Pahit ya!

    Kemarin, iseng mencicipi kopi papa. Wuih, pahitnya masih terasa sampai hari ini. Bukan hanya karena saya yang kurang suka kopi, ditambah lagi saya lupa kalau papa adalah penggemar kopi pahit. Alhasil, inilah untuk pertama kalinya , setelah beberapa waktu silam, kembali saya mencoba "berkenalan" dengan kopi dan saya semakin tidak menyukainya. Pahit. Pernah beberapa teman mencoba merayu saya untuk mencicipi kopi dengan rasa yang lebih "bersahabat" tapi tetap saja menjawab: " Ini bukan kopi asli,ini mah campuran. Kopi, tetep aja berasa pait". Meski saya sudah mencoba menyakinkan diri saya untuk menciptakan pemikiran : "Kopi itu manis", tetap saja selalu gagal. Sugesti yang sedang coba saya hadirkan, kalah dengan sugesti yang justru tercipta  diluar keinginan saya. Pahit dan pahit.


    Sampai di detik saat jari-jari menuliskan tentang ini, saya masih enggan menatap gelas berisi cairan hitam itu. Melihat papa yang beberapa menit lalu begitu asyiknya menikmati seteguk demi seteguk kopi, dan selalu berulang ditiap harinya, membuat say berpikir : "Apakah memang rasa kopi yang pahit, atau justru lidah saya yang mati rasa?". Selalu saya ulang pertanyaan tersebut untuk mendapat jawabannya. Mungkin saya dan kopi memang sama-sama pahit. Kandungan kopi yang membuat rasa pahit dan isi pikiran saya yang dipenuhi hal-hal yang pahit. Ya, mungkin saat ini saya belum bisa berkompromi dengan pahitnya kopi tapi setidaknya saya mulai menyakini bahwa yang membuat saya enggan bukan pada kata KOPI melainkan pada rasa PAHIT yang ada di dalamnya.

    Saya tidak pernah berharap, tidak menemukan rasa pahit itu selain dari Kopi. Termasuk kamu. Jangan menjadi rasa pahit pada kopi jika tidak ingin kupunggungi. Atau justru kamu telah berubah perlahan menjadi rasa pahit dalam secangkir kopi pahit yang begitu membuatku trauma hingga enggan mendekat. Entahlah, mari kita saling merasakan.. =)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar