Rabu, 01 Februari 2012

Tentang Maaf dan Melupakan

Menghitung putaran pedati waktu
Dari ujung-ujung jari menggambar kata
Menulis, mengeja,dan terbata - bata
Dilain waktu bersama rasa berbeda
Ada hati yang mengeras membatu
Bersama kabut menutup pandang mata
Ah, sedang jenuh nampaknya

Mari menutup mata,biarkan gelap satu-satu
Menciumi angin yang jujur membawa berita...

Aku yang tersadar dari sadar sebenarnya
Sempat kau cemas akan teriakanku
Lalu kau batasi perlahan langkahku
Agar teriakanku tak diikuti, begitu maksudmu
Semua ku kubur dalam masa pada akhirnya
Pada bayang hitam kutitipkan benci,amarah,egoku
Tentangmu, ya tentangmu yang merasa memimpinku
Dia, kita, mereka, yang luka atas alpamu
Serentak mengalungkan maaf bagimu serta masa lalu


Lalu bagiku? Aku menyerahkan maafku sebesar yang kau minta
Tapi tidak untuk melupakan ataupun menghapus semuanya
Ini bukan tentang ikhlas yang sedang dipelajari umat
Yang ketika Rasul sekalipun ditanya, itu rahasia Alloh ujarnya
Layaknya  kematian dan  rezeki yang ikut dirahasiakan
Maka, aku memilih memunggungi demi ketenangan
Agar kelak aku tak mewarisi cacat tersembunyi kepemimpinanmu
Kau termaafkan tapi tidak terlupakan


Aku dan Sang Senior yang beradu luka di masa lalu... 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar