Minggu, 25 September 2011

Tidak (akan) Ada Yang Tertukar...

Sungguh,
Bila masih ada ruang-ruang doa di hati,
yang hingga kini belum berani kupanjatkan,
Bukan berarti aku tak benar mempercayakan,
Hanya saja hatiku belum cukup berani mengingini...

Sungguh,
Jika harapan setara dengan gunung berpuncak tinggi,
Maka keyakinanku mampu lampaui julangannya,
Pun andai kata rajutan asa yang telah ku pintal,
Sudah cukup untuk menghanyutkan doa ibarat kapal...


Sungguh,
Semua hanya masalah damai yang sedang ku usahakan,
Berdamai dengan diri lalu (kembali) mesra dengan nurani,
Berandai waktu adalah hakim berketetapan,
Apalah dayaku pun turut menjalani seikhlas diri....

Sungguh,
Kau yang disana (masih) tersamar kabut takdir,
Cukuplah panjat ridho Ilahi Rabbi dengan sebaik-baik cara,
Agar ditemui jalan berkah membuka tabir,
Hingga dipertemukan tanpa syeitan mencampurinya...

Sungguh,
semua masih berkisar kira-kira dan andai-andai semata,
Besertanya idealisme pencarian hingga berakar,
Ingatlah jika telah menjadi ketentuan kita berdua,
Maka tidak (akan) ada yang tertukar....


with tears,
        W N A

Minggu, 18 September 2011

You Just a Little Boy,haa! ^__^

     Dari judul postingnya rada-rada galau tapi bisa dipastikan isi postingnya jauh lebih galau..lho??hhaha...kali ini aku gak akan pake kalimat baku yang biasa aku lakuin,karena yang aku tulis kali ini adalah apa yang aku pikirkan dan langsung aku tuliskan, bukan apa yang aku pikirkan lalu disaring dulu trus dirangkai jadi kata-kata dengan EYD yang amat-sangat-disempurnakan.Sekali lagi, ini bukan tulisan galau,liat aja label postingnya,aku masukin di label yang judulnya "kamu" karena aku cuma pengen cerita tentang satu orang.Gak ada spesial-spesialnya emang,tapi lucu juga sih kalau diceritain..

    Yup! kali ini yang mau aku ceritain adalah anak yang usianya masih kisaran 17 tahun dan dia laki-laki.Hahaha...bukan maksud mau ada apa-apa,tapi aku memang punya pengalaman unik sama ni bocah.Cerita tentang dia pun juga musti pake bahasa seringan mungkin karena dia emang simple banget,gak ribet macam anak abg laki  yang lainnya.He's my student. Pertama kali ketemu waktu aku praktek ngajar di salah satu SMA dan aku musti ngajar biologi karena itu emang jadi jurusan yang aku pilih di kuliahan. Nothing speciall dan emang gak ada spesial-spesialnya. Sampai satu waktu,guru pamongku minta semua siswa untuk ngumpulin catatan biologi. Walhasil,anak-anak jadi pada sibuk sendiri.Dengan tampang innocentnya,dia datang untuk ngumpulin tugas catatanya.And what?!catatannya udah kaya pelangi warnanya alias kena lunturan. Kok bisa? dia ngejelasin panjang-lebar sebabnya.Trus aku?malah nahan ketawa dengerin alasanya yang gara-gara ditingal mama musti nyuci baju sendiri trus ketiduran di samping mesin cuci sampe air di mesin cuci bleber keluar,dan akhirnya buku-buku yang berserakan di lantai pada basah semua. Gimana cara ngeringinnya?cukup pake hair dryer nyokap katanya,musti ditungguin semaleman sampe kering.Elahh!ni bocah..(‾••‾")

    Ada lagi yang lebih heboh,waktu terakhir aku ada di sekolah itu.Semua murid sengaja aku perintahin untuk ngebuat surat yang isinya tentang aku. Surat-surat dari mereka emang sengaja kubaca 3 hari kemudian,maklumlah pisah sama anak-anak yang udah sama-sama selama 3bulan emang gak mudah. Sari 3 kelas dengan berpuluh surat yang aku terima ternyata nyempil satu surat yang rada-rada laen. Kertasnya warna pink pudar, dilipat gede jadi kaya bentuk bangau.And you know, isinya gak kalah kaya lagi ngebaca novel-novel remaja,full dengan kata-kata sastra yang sebenernya gak sastra-sastra banget tapi justru sastrayang dipaksain..
(˘_˘'!). Aku gak akan ngasih tau isi lengkap suratnya,tapi intinya sih orang yang ngirim ntu surat cuma mau bilang makasih aja sama aku karena aku udah ngebuat pelajaran yang paling dia benci jadi pelajaran yang dia sukai plus dia cari-cari..lebay! dan ternyata eh ternyata yang ngebuat surat itu, ya si bocah innocent yang bukunya kaya warna-warni akibat ketiduran di samping mesin cuci! (‾••‾").


   Kenapa jadi inget lagi trus mutusi untuk nulis?karena gak sengaja nemu ntu surat nyelip di bawah ranjang,gak tau kenapa bisa ada disana. Pas ngebaca ulang jadi senyum-senyum plus ngakak sendiri. Kata-kata terakhir di suratnya ntu bocah sok-sok nginggris : " Wait me for 2 or 3 years again,i'll show you i'm the real man..wish to see you again...now i like biologi seems like i like you..hhaha...wait me and don't be a old women,right..hhaha...". Norak banget kan suratnya ntu bocah!...(˘_˘'!)

  And i don't thing about the letter. You just a little boy,haa! but it's the first uniqely experiece i had...Sekarang,semakin sering ketemu anak murid jadi semakin ngerasa bahwa jadi guru emang musti nyentuh hatinya anak murid jg.Bukan sentuh sembarang sentuh,tapi sentuh dengan penuhcinta supaya mereka ngerasa bahwa kita (sebagai guru) adalah orang yang peduli kedua setelah orang tua mereka...
\(´▽`)/

Minggu, 11 September 2011

Adakah Yang Salah? (catatan tercecer,Solo-Jogja bagian 1)

      Adakah yang salah dengan kita?jika memang ada yang salah, maka cukup berikan saja aku waktu untuk menemukannya dengan caraku sendiri dan jangan pernah mencoba untuk memberitahuku. Aku rasa kamu pasti sudah mengenal karakterku sejak awal meski waktu kebersamaan kita sebagai sahabat belumlah berbilang lama. Sahabat? Ya, aku masih senang mengucapkannya meskipun (sekali lagi) aku tak pernah benar-benar tau siapa sebenarnya dirimu. Bukankah sedari dulu,diawal perjumpaan selalu kusebutkan bahwa inilah aku yang memerlukan rentetan alasan jelas untuk diyakinkan tapi (justru) hanya butuh satu alasan untuk meyakinkan orang lain. Aku tak perlu banyak memiliki sahabat ataupun menggalang simpati hanya demi memberiku kekuatan karena aku sudah cukup kuat,dan kamu tau itu.Rekam jejak yang kemarin (pernah) sama-sama kita buat,sungguh masih bisa kuingat dengan jelas,pun ketika kamu merasa bahwa aku begitu menyeramkan buatmu saat ku"bongkar" karaktermu padahal waktu itu baru berhitung jam kita mengenal..

     Kamu menjaga jarak dan aku merasakan itu,aku pun memberikan ruang setidaknya agar persahabatan yang (baru) terjalin ini bisa dipertahankan. Mungkin kita terlalu cepat untuk saling memahami pikiran masing-masing secara bebas sedangkan masih terlalu sedikit ruang-ruang bicara yang kita bagun untuk menyeimbangkannya. Aku hanya tak ingin berspekulasi,kawan. Meski ada saja beberpa orang yang membisikkan padaku tentang langkahmu yang mulai menjauh,tapi kututup kedua telinga karena aku masih belum mau untuk mengetahuinya. Meski begitu, bukan berarti aku tak perduli sama sekali,aku menjalankan semuanya seperti biasa.Seperti caraku yang tak mudah dipahami orang lain.
    

    Adakah yang salah? jika memang yang menjadi masalah adalah perbedaan "bendera" yang kita pegang, bukankah aku pernah mengatakan dan kita sama-sama bersepakat bahwa itu bukanlah masalah besar, pun seperti katamu bahwa itu hanyalah "jaket" yang menjadi hak masig-masing kita dan intinya adalah jalan juang yangsama. Aku tak pernah menghianatimu karena memang tak ada yang bisa dijadikan sebagai sebuah penghianatan.Satu hal yang harus selalu kamu yakini bahwa aku yang kamu temui di terminal subuh dan aku yang kamu antar kepergiannya si stasiun waktu itu adalah aku yang saat ini masih mengingat semua dengan jelas. Seperti harapan yang pernah kusampaikan, semoga kita dipertemukan lagi sebagai dua orang yang bersahabat bukan justru dipertemukan sebagai musuh yang saling berhadapan. Semoga kamu memandang semua ini dengan dewasa,kawanku-sahabatku... 


p.s.Semoga bukan kamu yang menjadi alasan untuk menunda kedatanganku kedua kalinya di kota Solo(mu) yang sudah (berhasil) menghipnotisku...