Minggu, 21 September 2014

Ikhlas dan Akhiri

Ikhlas itu...
Saat kita tak mampu lagi mengatakan
Buntu untuk mendefinisikan
Dan diam dalam menjelaskan

Tahunan berhenti di pertengahan bulan lalu
Saat coba berani mengartikan sendiri
Menyusuri jalan - jalan tiga tahun lampau
Dan menemukan kekosongan tanpa arti

Ya, tahunan itu berhenti di tahun ini
Tak berani mengatakan ini bentuk ikhlas
Yang kutau hanya bahwa aku kini menepi
Dari Bayang, rindu, kamu dan aku bebas

Di bait Doa tiap malam untukmu pada Tuhanku
Untuk semua rindu yang dipupuk masa lalu
Aku bebaskan se-bebas lepas tanpa lagi ragu
Hidupku terlalu lama terpasung di waktu dan kamu

Ya, kamu..
Aku lambaikan tangan pada semua cerita di kotamu
Meminta restu untuk menghapus semua dan semua
Membiarkan hidup baru yang hangat menyapa

Jika kelak kamu tahu atau bahkan sudah tahu
Maka berpura lah kamu sedang tak tahu
Aku sudah menutup dan menghapus semua
Maka mari kita mulai segala seperti semestinya

Tiga tahun yang melelahkan
Melihatmu seperti meneropong bintang
Dan aku akhiri di tahun ini tanpa lagi bimbang
Dalam bait doa yang sama : "semoga hidupmu membahagiakan"

Selamat tinggal :)




Senin, 30 Desember 2013

Pada Kalimat Pada Ada Koma

Pada tanah yang setia menunggu daun gugur ke pelukannya
Pada pagi yang mengucap selamat tinggal untuk malamnya
Pada gerimis senja yang menawarkan bumi nuansa sendunya
Pada surat beramplop merah hati yang tak pernah dikirim penulisnya

Serta....
Pada puisi yang  terdapat pada deretan kalimat pada
Terdapat kisah kita yang hanya berujung tanda koma,
Telah kububuhi titik dan kuberi hitam gelap warna
Akhirnya kau berhenti melawan mengiyakan serta,

Tapi...
Ternyata deretan kalimat ini masih berujung tanda koma
Lantas aku harus bagaimana?

Pada bibir (ini) yang masih tersenyum dan kuat hatinya
Pada kalimat pada ada tanda koma,


301213
01.02 dan masih belum terlelap :)

Jumat, 27 Desember 2013

Hey, i'm Still Alive!

   Ada yang lebih membahagiakan selain ini? Tak peduli lah yang lain, but i know i'm happy now. Bangun pagi dengan permohonan :

 " Good, please dont give me a sad today"

Tapi itu dulu. Tidak! lebih tepatnya beberapa waktu yang lalu. Sekarang? Aku bangun dengan senyum dan selalu berkata di depan cermin :

 " Ok, God. I'm ready for today, i've U the biggest one of my life " :)

Ketika semua orang mengejar mimpinya masing - masing maka yang kulakukan adalah berlari bersama ratusan mimpiku. Mereka bilang aku makhluk keras kepala yang terlampau idealis and then what? Kata yang keluar dari mulut mereka kuanggap tak lebih dari suara bisingnya kendaraan saat terjebak di tengah kemacetan. Setelah berhasil keluar yang tersisa hanya perasaan lega dan semua kembali tenang. 

   Hey, i'm still alive! Untuk semua luka, kecewa, dan marah di masa lalu yang sudah kuanggap mati. Pun bagi si penoreh luka, yang mengecewakan, dan si pembuat marah yang kuanggap tak pernah ada di hidupku. Memang benar bahwa pelajaran paling berharga adalah masa lalu. Now, i'm stronger than yesterday. Dari luka aku belajar bagaimana cara bertahan, dari kecewa aku belajar agar tak mudah menaruh sembarang harap dan dari marah aku belajar memaafkan. Ya, aku telah berdamai dengan waktu serta keadaan. Mendapatkan sekaligus membuktikan sebuah pelajaran baru bahwa :

  " Yang melemahkanmu adalah dirimu sendiri. Bukan sebab lain!" :)

 Dan aku tidur dengan ratusan mimpi yang menunggu untuk kuwujudkan esok pagi. Dari 101 tingkatan mimpi yang kubuat, kini aku telah berada di tingkat ke 53. Semua bisa tercapai jika aku terus fokus pada hidupku, bukan hanya pada urusan hati, dan aku percaya itu. Call Me : WINner! :)

Selasa, 30 Juli 2013

Tanpa Tanda Tanya

Kata Ayah, angin selatan mulai berhembus
Pertanda kemarau segera datang
Ya, anginnya kering nan kencang

berhembus terus, terus, dan terus


Pada daun yang gugur helai demi helainya
Aku titipkan sederet kalimat tanya
Yang tak pernah kuberi tanda tanya
Karena aku masih nyaman dengan koma

Masihkah aku menjadi yang satu
Sedang kini hadir wajah - wajah baru,
Masihkah aku menjadi tujuan
Sedang aku tak pernah( lagi) dalam ingatan
Masihkah  aku bisa menunggu,
Sedang kaki melangkah bukan kearahku
Masihkah ada namaku,
Bila menyebut harus mengeja huruf satu -satu

Untuk suara kereta yang masih terngiang
Juga pluit masinis yang berbunyi nyaring
Masihkah kau mengingatku
Bila tahun tak mampu membuatnya satu,
 



Kamis, 06 Juni 2013

Dear June,

 

     Dear june, how's life? I woke up two hours ago and you look so splendid more and more. Like  i said before, i'm not pretty good, and you know that. We try to fulfill each other and forgetting about the space between us. This morning, still and always, be the same like the last morning at the past. This one stonehead women, who's keep in her faith for you without any exception. You know june, you're not only my june but was my may and will be my july..Thanks for being my happiness from beginning until today. It has been two years, wish i can hold on for long time..


Senin, 03 Juni 2013

- DIFFERENT -


        There's something different. Saya sudah biasa mendengar kalimat ini, bahkan tidak jarang keluar dari mulut saya sendiri. Simplenya, ada banyak perbedaan yang kita temukan disetiap hari, beranjak dari kasur hingga kembali ke kasur lagi. Siklus hidup, begitu saya menyebutnya. Akhir - akhir ini, saya merasa seperti terlalu apatis terhadap sesuatu yang dulunya adalah bagian dari siklus hidup saya. Alasannya? tentu saja :  "There's something different". Ya, karena saya menganggap ada yang berbeda dari yang dulu pernah saya rasa diawal. Parahnya, anggapan itu berhasil membuat saya mengatakan : "goodbye" dan tak mau menoleh lagi ke masa itu sampai hari ini. Masalahnya, bukan pada siapa atau apa, tapi mengapa saya menjadi begitu apatis? Saya memang koleris dan cenderung memiliki temperamen tinggi. Satu lagi, saya tidak suka berurusan yang sifatnya bertele - tele. Lemot kalau bahasa anak sekarang. Saya suka maka saya lakukan, saya tidak suka maka saya tinggalkan. Segala hal yang telah saya tinggalkan, hampir tidak pernah saya "pungut" untuk kedua kalinya.

    Hingga akhirnya saya menyadari bahwa mempelajari siklus hidup tidak semudah mempelajari siklus krebs dalam sistem metabolisme makhluk hidup. Tapi, layaknya siklus, selalu melakukan perputaran yang dimana awal akan menjadi akhiran. Siklus hidup yang saya jalani - ternyata - belum mencapai setengah dari siklus hidup saya yang sebenarnya. Mungkin. Dan selama siklus ini berlangsung, akan ada banyak hal yang saya temui. Pastinya, akan sebanding dengan banyaknya hal yang akan saya tinggalkan. Simplenya, ada yang lama maka ada yang baru, pun ada yang datang pasti ada yang pergi. Toh, hidup hanya soal menggantikan,bukan? Lantas, kenapa saya begitu terganggu dengan kalimat : "There's something different". Harusnya yang ada di pikiran saya adalah bahwa perbedaan yang datang pada saya akan membentuk sebuah perubahan. Dan sebuah perubahan yang paling dekat dengan diri saya adalah diri saya sendiri. Analogi sederhanya seperti ini, jika saya melihat kearah cermin maka bayangan yang paling dominan adalah diri saya sendiri. Semua yang melekat ditubuh saya - bahkan jerawat di wajah - sekalipun yang tidak bisa langsung terlihat mata yang saya miliki, ternyata bisa saya lihat jelas dengan bantuan cermin. Got the point?

       Intinya, perbedaan ataupun perubahan yang saya rasakan terhadap lingkungan sekitar, sebenarnya berasal dari diri saya sendiri. Saya lah yang berubah dan saya selama ini justru berteriak seolah dunia luar telah berubah dan menghilangkan rasanya terhadap saya. Sekali lagi saya katakan, saya lah yang berubah. Harusnya, saya lebih mampu bersinergi menjalani setiap perubahan di siklus hidup saya dan bukan menuntut lebih banyak pemahaman sekitar. Saat ini, yang ingin saya katakan pada mereka yang ada disekitar saya : " Kamu berubah, saya berubah. Mengapa kita tidak berubah bersama dan menjadi manusia yang terus baru disetiap harinya". Simple dan saya belajar tentang hal ini dari sebuah cermin yang masih setia di sudut kamar. Serta inspirasi dari lagu JT- MIRROR yang sengaja saya pasang di blog ini. Mari berubah bersama ^__^



= Ms. Koleric - Unpredictable = 

Rabu, 08 Mei 2013

Bicara dan Stasiun Kereta


   Ada yang tak bisa keluar dari mulut kita berdua. Aku mendiamkan sejak dulu. Ya, sejak kuputuskan untuk meninggalkan separuh hati di stasiun kereta senja itu. Aku fikir, itulah satu-satunya alasan yang membawaku kembali kesana. Menemuinya sebagai tempatku pulang. Waktu yang telah kupintal dengan sabar, nyatanya tak pernah punya arti apa-apa. Aku memintalnya sendiri dan benar - benar sendiri. Seperti bicara pada air yang mengalir ataupun menitip pesan pada angin yang terus berhembus. Bagi orang lain adalah hal bodoh tapi bagiku adalah pilihan. Ya, aku memilih untuk percaya pada ketidakmungkinan. Percaya bahwa air akan mendengarkan keluhku pun percaya pada angin yang akan menyampaikan pesanku. Padahal aku tau dengan sangat sadar bahwa angin dan air sama-sama tak bisa dipercaya, mereka bebas dan tak suka terikat.

   Aku mendiamkanmu yang mendiamkanku. Kita tak banyak bicara kini. Masihkah ada ingatan tentangku yang tersisa di dalam otakmu? Seperti ingatan tentangmu ya masih kusimpan rapi di dalam otakku dan kusisipkan setengahnya di rak-rak hatiku. Ah...kini aku yang tampak begitu melankolis. Padahal kau ta sangat, bahwa aku tak pernah bicara banyak hal jika itu berhubungan dengan perasaan. Kecuali tentangmu, semua menjadi begitu absurb hingga harus dibicarakan dengan sangat jelas. Mungkinkah Deru suara kereta hingga riuh manusia yang berlalu - lalang membuat suara kita menjadi tak begitu terdengar satu sama lain? Atau justru suara kita hilang bersama keretaku yang pergi menjauhimu. Hingga kita mendewakan hati dengan merasakan perasaan masing-masing dan lupa bagaimana cara bicara tanpa isyarat. Just give me a second to take breath easy and hear your voice calling me out...dan aku masih menunggumu bicara di stasiun kereta seperti senja silam yang masih kuingat dengan mudah.


-My Mr. Stonehead-