Tampilkan postingan dengan label berGERAKan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berGERAKan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Januari 2011

Kita Berbeda Dalam Banyak Hal Kecuali Dalam Ke-Tsiqohan (Page 2)

Kita Berbeda Dalam Banyak Hal Kecuali Dalam Ke-Tsiqohan..(First Chapter)


Page 2,it's About Us.


*Sequel....


   Ada banyak hal yang bisa membuat seseorang kecewa berbanding lurus dengan banyak hal yang mampu membuat seseorang bahagia pula.Apakah kamu tau,aku tak pernah merasa kecewa mendalam seperti ini sebelumnya.Aku faham, manusia memang tak seharusnya kecewa dengan apapun karena pada hakekatnya manusia lah yang justru sering membuat kecewa Zat yang teramat besar.Sungguh, aku pun sadar telah begitu banyak mengukir banyak kekecewaan pada orang-orang sekitar.Lantas,apakah aku tak boleh memiliki hak untuk kecewa? Aku mungkin memiliki hak untuk kecewa ketika aku sudah menjalankan kewajibanku untuk tidak membuat orang lain kecewa..dan aku tau,itu sungguh tidak mungkin karena pada akhirnya kekecewaan adalah tentang perasaan dari dalam hati. Tugasku hanyalah mengendalikannya agar perasaan itu tidak lantas membuatku tersungkur ataupun membuat orang lain tersungkur sama seperti apa yang terjadi padaku...


   Sekali lagi aku kecewa ! Ingin rasanya menangis sejadi-jadinya. ini memang bukan hal besar bahkan aku pernah merasakan kecewa yang teramat besar sebelum ini. Ini juga bukan tentang pengkhianatan jama'ah tapi tentang pilihan hidup. Ketika seorang anak manusia telah (merasa) cukup dewasa & berhak menentukan jalannya sendiri untuk masa depannya,ternyata tidak bisa dipungkiri bahwa nafsu masih menyertainya. Bahkan untuk pilihan dalam menentukan pasangan hidup. Ujian terbesar dari seorang manusia  -khususnya yang berlabel aktifis dakwah-  adalah ketika menentukan siapa yang pantas menjadi pasangan hidupnya.Disinilah,begitu banyak kutemui mereka yang tergelincir. Seakan tak percaya pada jalan yang telah ditentukan,memilih untuk menentukan pasangannnya sendiri. Yang mungkin hanya didasarkan pada satu aspek.Kecocokan! Ya Alloh,bukankah dengan cara seperti itu pintu fitnah semakin luas terbuka? Apakah interaksi selama ini -yang katanya demi dakwah ilallah- telah terkotori karena terselipnya niat : sambil syuro,sambil nyari calon !" na'udzubilahi'mindzalik... Maaf,aku memang bukan manusia yang sempurna bahkan aku sadar bahwa Alloh sajalah yang (masih) menyembunyikan aibku dengan menempatkanku di dalam jama'ah dakwah ini. Berkumpul bersama orang-orang yang diberi label "Sholeh" oleh sekitarnya. Aku pun tak bermaksud untuk menghakimi hanya ingin melihat dari tempatku berdiri saat ini...


  Aku ingin bercerita banyak padamu,teramat banyak bahkan ! berdiskusi denganmu tentang ke-Tsiqohan.  Aku yakin kamu sangat memahaminya. Apakah kamu tau,persepsi kita tentang ke-Tsiqohan dengannya ternyata berbeda. Baginya ke-Tsiqohan (dalam jama'ah ini) hanyalah patuh pada tak'limat semata,jika tak suka maka silahkan untuk tidak mengerjakan. Bukan ! Bukan itu yang dimaksud oleh ke-Tsiqohan. Aku memandang (ke-Tsiqohan) sebagai bentuk penjagaan terhadapku bukan bentuk pengekangan ! Pun jika ada yang harus dikritisi,silahkan saja karena pasti akan ada penjelasan & tidak lantas hengkang membawa kekecewaan ! kekecewaan? lagi-lagi....Kekecewaan aku dan kamu berbeda dengan kekecewaan mereka..


  Inilah kita. Aku dan kamu.
  Kita Saja (mungkin) Yang Terlalu Tinggi Memandangnya,& Lupa Bahwa Dia Juga Manusia Biasa Yang Ketika Memilih Sesuatu Masih Mengajak Nafsu......


  Kita Berbeda Dalam Banyak Hal Kecuali Dalam Ke-Tsiqohan........


*To be Continued..




Minggu, 02 Januari 2011

Kita Berbeda Dalam Banyak Hal Kecuali Dalam Ke-Tsiqohan..(First Chapter)

2/01/11


Page I,it's About you..


Kamu,
Yang ternyata sudah ada dibelakangku sejak dulu namun (nyata) tak pernah aku mau menoleh kearahmu..


Kamu,
Yang kuanggap biasa jauh dari istimewa,tapi justru memiliki sesuatu yang telah kufikir musnah..


Kamu,
Yang terlihat over idealis dan sempat kuberi cap : "Pemberontak" adalah orang yang ternyata berdiri dibarisan paling depan saat menjalankan sebuah "keputusan"


Kamu,
Ya,Hari ini aku belajar darimu..


  Harusnya malam ini menyelesaikan banyak tulisan yang waktunya sudah hampir game over. Tapi aku justru menulis tentang kamu, Tak apalah.Karena kamu memang menarik perhatianku. 


Cerdas,walau kadang terlihat naif saat menghadapi masalah. Bahagia bisa mengenalmu. Disaat yang lain memilih caranya sendiri,kamu justru tetap duduk dengan tenang tanpa beban,sembari berkata : "That's Another Chapter!"


Kamu tetap percaya,setidaknya pada dirimu sendiri,bahwa : Jika ingin Yang baik maka harus berbuat yang baik dan dengan cara yang baik...


Sekarang Baru Aku Mengerti, Kita Berbeda Dalam Banyak Hal Kecuali Tentang Ke-Tsiqohan..


*To be continued..


                                              -With Tears,
                                                        W N A -

Rabu, 01 September 2010

Apa Salah Sayyid Qutb?


Baru-baru ini lantang terdengar usulan untuk melarang buku-buku tulisan Sayyid Qutb. Alasannya, buku-buku inilah yang menyuburkan ideologi 'terorisme' di Indonesia. Oleh karenanya, menghentikan cetakannya, distribusinya dan melarangnya adalah sebuah solusi yang dianggap sangat efektif untuk mematikan ideology 'teror'.

Satu hal yang perlu kita bertanya, apa yang dimaksud dengan ideology terror itu? Apakah ayat dan hadits yang diuraikan oleh ulama mujahid termasuk ideology terror? Kalau memang seperti itu apakah kemudian mereka tega menuduh ayat dan hadist dari Nabi adalah ayat-ayat terror dan hadist terror? Bukankah ini nanti akan mengarah kepada pembunuhan karakter seorang ulama yang mengabdikan dirinya untuk Islam? Dan pada akhirnya berujung kepada tuduhan kepada Nabi kita yang mulia Muhammad SAW, karena ulama adalah pewaris Nabi.

Nampaknya istilah idiologi terror perlu dijelaskan ulang. Karena kalau ini hanya tuduhan tanpa dalil dan hanya dilandasi oleh semangat kebencian pada salah satu kelompok umat islam oleh kelompok umat islam yang lain, maka ini merupakan upaya yang kontraproduktif. Politik adu domba telah mulai disematkan, saling mengadu antar kelompok, dengan isu yang sama terorisme. Sampai sekarang semuanya masih gelap, tak ada pembuktian di depan pengadilan, tapi eksekusi mati telah dilaksanakan. Maka tak urung, fenomena terorisme ini bak bola liar yang menggelinding kemana saja tergantung siapa yang menendangnya. Dan lagi-lagi umat Islam harus menanggung tuduhan atas ini semua.

Ironisnya peristiwa ini bukan malah membuat umat ini maju dan bersatu menghadapinya. Justru ada upaya pemecah belahan, upaya tuduhan sepihak dan vonis tidak sopan dengan menggunakan lidah dan tangan orang yang selama ini memang memiliki masalah dengan saudaranya sendiri. Bukankah upaya ini justru malah menyuburkan kebencian, karena ternyata pola penangannya cenderung destruktif, kejam dan tidak berperikemanusiaan. Mereka tidak hanya menghabisi dari sisi nyawa, tetapi juga dari sisi nama baik, karakter dan pembunuhan citra.

Bidikan ini jelas beralasan. Indonesia yang mayoritas berpenduduk Muslim adalah ancaman terbesar bagi stabilitas peradaban dunia. Berbilangnya ormas yang maju, pendidikan islam yang luar biasa digemari masyarakat, dan animo luar biasa anak muda terhadap perjuangan Islam dan anti-Barat tentu saja mengkhawatirkan pihak-pihak yang tidak suka dengan Islam. Munculnya cendekiawan dan kaum intelektual yang belajar dengan sungguh-sungguh di negeri-negeri kaum muslimin, dan pulang dengan semangat membangun islam yang murni juga bukan berita gembira bagi musuh-musuh islam. Tetapi itu semua tidak lagi bisa dilawan dengan pedang, mortar, atau mesiu ledakan. Tetapi dihabisi dengan skenario besar, sandiwara dan operasi intelejen yang mengagumkan. Persis seperti adegan film thriller Hollywood yang penuh intrik dan konspirasi. Bidikannya hanya satu, melemahkan islam dari segala lini yang dia miliki.

Bila bola tuduhan ideology terror ini tidak segera diluruskan, maka ia tetap saja akan menuduh dan memakan banyak korban. Distorsi opini, penyesatan informasi, bila dilakukan oleh orang pintar dan konon bergelar ulama akan lebih berbahaya dampaknya, daripada dilakukan oleh orang yang bodoh terhadap agamanya.

Apa Salah Buku?

Islam adalah agama yang memiliki tradisi menulis dan membaca yang sangat bagus. Tidaklah mengherankan jikalau para ulama terdahulu mewariskan ilmunya melalui tulisan dan kitab yang bisa dibaca di jaman-jaman setelahnya. Buku-buku itu adalah buah karya pikiran mereka, dari pengkajian yang mendalam, usaha yang tak kenal lelah dan proses yang panjang. Tentu saja di sana penuh dengan kebaikan, kebenaran dan sebuah usaha untuk menjelaskan problematika keummatan dengan bahasa yang gamblang. Namun, karya itu juga bukan sebuah karya sempurna. Kalau lah ada kesalahan sedikit hal itu wajar-wajar saja. Tugas kita sebagai penerusnya adalah meluruskan kesalahan itu bila mampu. Bukan malah dengan membakar dan menghilangkan buku-buku tersebut.

Karena buah pikiran tidak bisa dibendung. Pikiran selalu akan berproses, karena dengan begitu ia hidup. Siapa yang bisa membunuh pikiran orang, menghentikan dia berpikir dan melarangnya berpikir? Tidak ada. Buku pun tidak bisa dilarang, karena ternyata larangan terhadap buku justru memunculkan sebuah rasa penasaran yang hebat. Bukannya malah sepi pembaca, justru buku itu best seller dengan caranya sendiri. Jadi, ideology terror dari buku seperti apa yang kalian maksudkan?

Akar masalah terror adalah perlawanan. Perlawanan terhadap penindasan. Karena umat islam dikenal dengan umat yang memiliki izzah di dunia untuk meraih keberuntungan di akhirat. Di bumi mana saja, umat islam tidak pernah mau dijajah. Maka perlawanan itulah yang kemudian terjadi. Mereka melawan dengan apa yang bisa mereka lawan. Jadi selama ada penindasan di atas muka bumi ini, maka perlawanan itu akan selalu ada, dan tidak akan bisa mati. Namun sayangnya usaha tulus perlawanan ini kemungkinan diboncengi musuh Islam untuk melakukan pencitraan buruk dan agenda ghazwul fikr di kalangan umat Islam.

Sudah saatnya umat Islam menyadari ancaman 'boncengan' ini. Bersatu tegakkan barisan, bukan malah saling tuduh dan mencaci maki antar saudaranya sendiri. Selain itu memalukan, juga hanya akan menghinakan pelakunya sendiri. Tak dapat apa-apa, ditinggalkan teman dan saudara. Jangan mau termakan isu adu domba, karena semua butuh saling paham.

Senin, 10 Mei 2010

Try to First Step..

Melihatmu pagi ini, membawa pengaruh bagi jiwaku. Memang tak mungkin menghindarimu karena memang jalanku yang masih harus satu titian denganmu. Aku berharap tidak menemukan sosokmu hari ini atau bahkan hari - hari ku yang akan datang. Tapi itu doaku beberapa waktu yang lalu dan sekarang aku telah mempunyai doa baru yaitu : aku ingin melihatmu setiap hari! agar aku dapat membuktikan pada diriku sendiri bahwa aku mampu lepas dari perasaan bersalahku padamu...

Kau tau, memiliki perasaan bersalah dalam hidup sungguh tidak lah menyenangkan. Lebih menakutkan dari sekedar menonton film horor sendirian. Perasaan ini benar - benar mengurungku dalam jeruji waktu hingga aku tak mampu lagi melihat warna - warna terang dalam hidup. Dari air mata hingga tembok tanpa nyawa,sudah cukup menjadi saksi bisu betapa rapuhnya aku saat harus bertarung dengan perasaan ini. Saat harus menatapmu, aku merasakan seolah - olah menjadi sosok jahat tanpa perasaan. Membuat luka yang dalam di hatimu. Dan juga di hatinya......

Semuanya telah kuputuskan. Sekian lama aku berjibaku sendiri,akhirnya lelah datang juga menyergap. Aku masih manusia biasa, begitu kata yang sering kau ucapkan, dan aku pun merasa sepeti itu kini. Menghapuskan dirinya dari hidupku adalah sesuatu hal yang harusnya sudah kulakukan sejak dulu bahkan aku tak perlu masuk kedalam hidupnya menjelma menjadi sosok lain yang ternyata menyakitkanmu. Aku hanya meminjam ragamu. Atau lebih tepatnya, aku hanya meminjam raga tanpa perlu nyawa apalagi meng-copy karaktermu karena aku merasa tak perlu merubah karakterku sesuai apa yang ada di dirimu.
Akhirnya, semua menjadi salah kini. Aku tidak lah lebih dari seorang pembohong besar bagimu ataupun baginya. Awalnya, aku menerima semua perasaan kecewa bahkan amarah dari kalian berdua. Aku menghukum diri ku sendiri. Melewati malam - malam panjang dengan beribu penyesalan dan hanyut dalam lautan kesedihan..sungguh ,hari-hari terburuk yang pernah ku alami .

Tapi, aku tersadar. Bahwa aku memiliki hak atas diriku sendiri. Aku memang bersalah! tapi tak ada satu orang pun yang berhak menjadi hakim atasku. Semua menjadi jelas kini. Dia tak pernah sekalipun menganggapku sebagai sahabat karena ketika dia tau (mungkin) bahwa aku telah membohonginya, tak pernah sedikitpun menanyakan padaku. Dia benar- benar hanya menganggapku sebagai tempat hiburan dikala perasaannya kosong, taklebih dari itu. Dan sekarang , aku telah dihapus dari hidupnya. Aku tau itu . Dan ketika aku tau bahwa kau dan dia telah cukup akrab setelah masalah ini, aku merasakan sakit yang tiada ujung. Karena ternyata aku menghadapi badai ini sendiri sedang kalian berdua harusnya ada di tengah pusaran jua bersamaku..Tapi nampaknya kau telah melawan badai ini bersamanya di belakangku..
Menjadi amat biasa! semoga aku bisa merubah semua menjadi biasa. Mengembalikan jiwaku yang sesungguhnya. Meskipun setelah kejadian ini, pelajaran yang harus aku ambil adalah : percaya dengan diri sendiri.

Aku hanya punya Allah, yang tidak akan pernah membuatku kecewa. Well, aku harus menghapus semuanya kini. Tapi maaf, menghapusnya dari hidup ku berarti harus menghapusmu juga ,temanku...Hingga kelak jika aku sudah siap untuk berhadapan denganmu lagi, aku bisa menjadi sosok yang seolah tidak pernah memiliki masalah apapun denganmu. Aku butuh waktu...tidak akan lagi kulihat Facebook ataupun YM mu mulai hari ini (*meski aku tak me-remove-mu), aku mencoba tidak perduli karena aku takut jika tidak sengaja menemukan aktifitasmu bersama dirinya di 2 dunia itu. Aku pun tak akan pernah mencari tau tentangnya keadaannya lagi kini bahkan untuk membuka FB ataupun YM nya. Sungguh, aku telah berjanji untuk tidak lagi mengeja namanya dalam hidupku. Dan takkan lagi mendekat dalam hidupmu....

Terima kasih ku yang teramat besar untuk kalian berdua.....

Maaf dari relungku untuk kesalahan yang pernah ku perbuat....